Social Media, Social Network, Online Diary, Digital Media, dan banyal lagi istilah lainnya.
Banyak istilah yang mirip mirip, dalam sebuah rumpun istilah yang sama, tetapi memiliki arti yang berbeda beda, sesuai dengan kebutuhan masing masing.
Seiring dengan berjamurnya local start up di Indonesia, maka istilah istilah tersebut sering kali terdengar. Kalo saya sendiri sepakat dengan istilah Digital Media sebagai sebuah payung utama nya. Sebuah fakta yang menarik, mengapa kita harus terjun ke Digital Media ? Karena faktanya, pertumbuhan Netizen tidak bisa dipungkiri, akan semakin banyak dan banyak sekali.
Jika Anda pelaku bisnis, maka banyaknya “kolega digital” Anda akan mempengaruhi peningkatan omset bisnis Anda
Jika Anda seorang artist, baik lokal, nasional, atau pun internasional, maka dengan aktifnya Anda pada Digital Media, akan berpengaruh kepada bagaimana cara orang memandang Anda.
Jika Anda seorang politisi, maka Digital Media akan bisa membantu pencitraan Anda. Bisa citra baik, dan juga sebaliknya.
Yang pasti, rumpun Digital Media telah membawa sebuah perubahan paradigma dan cara pandang banyak orang. Mungkin termasuk saya dan Anda.
Pernah dengan sebuah buku yang berjudul “Pocong juga Pocong” ? Jika Anda sering aktif di dunia digital, pasti sudah tidak asing lagi dengan buku tersebut. Saking penasarannya, akhirnya saya paksakan diri untuk pergi ke Gramedia untuk mencari buku tersebut. Setelah membayar, maka yang pertama kali saya lakukan adalah mencari nama pengarang. Tetapi setelah di bolak balik, dari halaman pertama hingga halaman terakhir, hanya ada keterangan bahwa penulis memiliki akun twitter @poconggg. Dan saat tulisan ini saya buat, akun twitter tersebut sudah memiliki follower sebanyak 893.234 orang.
Wow….. unik kan ….
Sepertinya memang perlu ditambahkan kurikulum khusus di pendidikan kita “Pengenalan Terhadap Dunia Digital”
Jadi Needs atau Wants ?